MENGEKSPRESIKAN EMOSI KEMARAHAN

Oleh Eko Jalu Santoso, Weblog: http://www.ekojalusantoso.com

 

AngryKemarahan adalah keadaan emosional yang intensitasnya bervariasi dari mulai yang ringan hingga kemarahan yang intensitasnya lebih tinggi sampai menimbulkan kebencian dan balas dendam. Seperti halnya emosi yang lain, rasa marah akan dibarengi dengan perubahan-perubahan biologis dan fisiologis dalam diri kita. Perhatikan bagaimana kalau Anda sedang marah, maka detak jantung Anda menjadi bergerak lebih cepat, diikuti raut muka yang memerah dengan perubahan pada tekanan darah dan hormonal. Tidak jarang perubahan emosi ini diikuti dengan sikap kebenciaan yang agresif dan cenderung merugikan diri sendiri maupun orang lain.

 

Pada umumnya seseorang mengekspresikan emosi kemarahannya melalui dua cara yakni :

 

1. Mengekspresikan kemarahan keluar atau “eksternal”.

 

Sebagian besar orang cenderung mengekpresikan rasa marah keluar atau “eksternal.” Hal ini dapat memiliki efek positif yakni dapat mengurangi beban di dalam hati meskipun tidak seluruhnya, setidaknya meringankan, karena segala beban emosi dalam hati telah ditumpahkan keluar. Namun diperlukan kepandaian seseorang untuk mengelola emosi sesuai proporsinya, sehingga tepat waktu dan sasaran. Manusia yang tidak pandai mengendalikan ekspresi marah keluarnya, lebih banyak memberikan efek negatif, seperti menimbulkan rasa sakit hati orang lain yang menerima limpahan marahnya. Bahkan dapat mengakibatkan aksi brutalisme, kekerasan dan kekejaman yang sangat merugikan orang lain.

 

2. Mengekspresikan kemarahan kedalam atau “internal”.

 

Sebaliknya sebagian orang yang lain mengekspresikan kemarahannya kedalam dengan dipendam atau “internal”. Mengekspresikan kemarahan secara internal dengan memendam dalam hati, memiliki efek positif tidak menimbulkan sakit hati dan kebenciaan orang lain, yang dimarahinya. Namun efek negatifnya beban dihati tertaha dan tidak hilang. Membutuhkan tingkat kesabaran seseorang yang sangat tinggi agar dapat mengendalikan emosi ini.

 

KIAT MENGELOLA EMOSI

 

Terlepas dari baik buruknya kedua jenis ekspresi tersebut, rasanya kita perlu mengetahui ketrampilan yang dapat mengelola rasa marah agar tetap berada ditengah-tengah atau proposional satu sama lain. Disatu sisi tidak menyakiti orang lain dan disisi yang lain tidak menambah beban yang bisa menimbulkan penyakit hati. Karena sesungguhnya salah satu kunci dari kebijaksanaan hidup adalah mampu mengelola emosi dalam diri kita.

 

1. Menumbuhkan Rasa Cinta

 

Kemarahan umumnya dilandasi oleh memudarnya rasa cinta yang ada dalam diri seseorang. Jika rasa cinta sudah memudar, maka seseorang bisa menjadi berlaku kejam, karena hatinya dipenuhi rasa bengis dan kebencian. Tingkah lakunya menjadi sangat mudah dikendalikan oleh emosi amarah dan hatinya dipenuhi prasangka negatife dan buruk. Perilaku seperti ini pada akhirnya membuat kehidupannya akan dicampakkan ke tempat yang paling hina, seperti halnya kehidupan binatang.

 

Memiliki cinta merupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan suasana damai dan tenteram dalam kehidupan. Seseorang yang memiliki cinta terhadap umat manusia dan sesama penghuni alam semesta, maka kehidupannya akan dihiasi dengan penuh kemuliaan dan kedamaian. Dengan ketenangan dan kesabarannya, mereka mampu mengendalikan amarah dan kebencian yang merugikan orang lain. Pribadi yang dipenuhi cinta akan memiliki kemuliaan hati, jiwa yang tenang, pikiran yang cerdas, ketulusan hati. Mereka mampu meleburkan dirinya ke dalam diri orang lain, meredakan emosi, kebencian dengan membuang jauh-jauh sifat egoisnya.

 

Tetapi sebaliknya seseorang yang kehilangan rasa kasih sayang, maka akan muncul rasa bengis dan kebencian yang sangat merugikan bagi sesamanya. Tingkah lakunya akan kejam dan dipenuhi dengan prasangka buruk terhadap sesama kehidupan. Maka kehidupannya akan dicampakan ke tempat yang paling hina, seperti halnya kehidupan binatang.

 

Kekuatan cinta menghadirkan kedamaian, ketentraman dan ketenangan jiwa. Maka tumbuhkanlah benih-benih cinta agar selalu berkembang dalam hati kita. Memiliki Cinta menjadikan orang memiliki kesabaran dalam menghadapi amarah dan berusaha menghalau kemarahan dari dalam dirinya. Pribadi penuh cinta, kalaupun terpaksa harus marah, marahnya tidak kehilangan logika dan masih dalam kerangka berpikir untuk kebaikan dan kedamaian. Marahnya tidak berlangsung lama, sehingga tidak menimbulkan kebencian. Karena mereka menyadari bahwa melampiaskan amarah dan kebenciaan dengan tindakan agresif dan merugikan orang lain adalah kebodohan hidup yang besar

2 Tanggapan

  1. kalau lagi marah, ekspresiku bikin puisi

  2. tapi tak harus selalu dgn kemarahan kan?

Tinggalkan komentar